Bank Sumut Melalui PESAT Berikan Bantuan Nutrisi untuk Pasien TB RO

0
310

MEDAN (media24jam.com) – Mendukung percepatan kesembuhan pasien Tuberkulosis Resistan Obat (TB RO) yang berpenghasilan rendah di Kota Medan, PT Bank Sumut memberikan bantuan nutrisi untuk 36 pasien TB RO di Kota Medan, Kamis (18/11/2021).

Pelaksana Sekretaris Perusahaan Bank Sumut, Drs. Erwinsyah didampingi Kepala Unit CSR Bank Sumut, Abdul Hamid, SH mengatakan, bantuan nutrisi pernah diberikan untuk pasien TB pada tahun 2018 lalu. Menurutnya Bank Sumut dalam menyalurkan CSR nya memiliki tiga pilar salah satunya ekonomi.

Dalam kegiatan ini, dijelaskannya pilar tersebut lebih kepada ekonomi di mana pihaknya menyalurkan bantuan pada sektor kesehatan terutama pada pasien TB RO berupa nutrisi agar mempercepat pemulihan pasien.

“Karena kesehatan ini erat dengan ekonomi dan sasaran kita pada pasien TB RO yang memiliki penghasilan rendah di Kota Medan. Ada sebanyak 36 pasien TBC RO di Kota Medan yang kita bantu. Program ini juga melibatkan Dinas Kesehatan Kota Medan, Yayasan KNCV (YKI) juga Organisasi PESAT agar memotivasi pasien TB RO ini lekas sembuh,” katanya pada wartawan.

Adapun nutrisi yang diberikan berupa makanan yang memberikan peningkatan gizi mulai dari beras, kacang-kacangan, telur, ikan sarden dan lainnya. Bahkan pihaknya juga melakukan FGD pada sejumlah pasien untuk menguatkan dan memotivasi pasien cepat sembuh.

“Penyaluran dana ini ada sebesar Rp84.136.800 untuk 36 pasien dan kita serahkan pada Organisasi PESAT di mana anggota PESAT ini merupakan orang-orang mantan penderita TB RO yang sudah sembuh,” imbuhnya.

Lanjut dia, untuk menunjang proses pengobatan pasien dibutuhkan makanan tambahan. Hal ini berdasarkan Juknis Penatalaksanaan TB RO di Indonesia 2020 yang menyebutkan bahwa pemberian makanan tambahan dapat meningkatkan respon biologis pasien terhadap pengobatan dalam hal memperbaiki gizi kurang dan meningkatkan fungsi imun, sehingga pemberian makanan tambahan sangat diperlukan untuk peningkatan keberhasilan pengobatan pasien TBC Resistan Obat.

”Tentunya dukungan kami dari sektor swasta dalam mendukung isu kesehatan, terutama tuberkulosis juga mampu mendukung pertumbuhan ekonomi. Dalam upaya ini kami melakukan pemetaan bagi penerima manfaat yang secara ekonomi paling membutuhkan. Harapannya dengan tercukupi nutrisinya, pasien TBC RO dapat kembali beraktivitas,” ujar Drs. Erwinsyah.

Kepala Seksi P3M Dinkes Medan, Edy Yusuf, SKM, MKM yang mewakili Dinas Kesehatan Medan yang didampingi oleh dr. Eva O.K. Simatupang, Sp.KKLP dari Yayasan KNCV Indonesia (YKI) mengatakan kasus TB RO di Kota Medan Tahun 2021 ada di angka 80 an dan 70% sudah melakukan pengobatan.

“Dengan bantuan ini kami harapkan gizi dari penderita ini bisa ditingkatkan sehingga proses penyembuhan akan semakin cepat,” jelasnya.

Saat ini pihaknya juga melakukan edukasi untuk mengajak masyarakat yang terkena TB untuk mau melakukan pengobatan.

“Jadi TB RO adalah pasien TB yang tidak selesai pengobatan sehingga melalui Organisasi PESAT berperan mendampingi Pasien TB RO untuk bisa meneruskan pengobatan sampai sembuh. Karena masa pengobatan untuk pasien TB RO biasanya selama 9 bulan sampai 2 tahun. Yayasan KNCV Indonesia juga mendukung PESAT melalui program Mandiri TB yang didanai USAID untuk meningkatkan dukungan pendanaan dari sektor swasta,” sebutnya.

Menurut laporan WHO tahun 2021, Indonesia merupakan negara ketiga dengan beban Tuberkulosis (TBC) tertinggi setelah India dan Cina dengan estimasi kasus 824.000 selama tahun 2020. Sementara kasus yang ditemukan sebesar 393,323 dengan penanganan pengobatan hanya sebesar 48%. Meski demikian, di Indonesia upaya penanganan TBC, kini didukung dengan adanya Perpres no. 67 Tahun 2021 tentang penanggulangan TBC. Perpres ini menjadi wujud komitmen pemerintah dalam upaya percepatan eliminasi TBC di Indonesia.

”Keterlibatan sektor swasta dalam forum multi sektor percepatan eliminasi TBC di Kota Medan melalui pemberian nutrisi tambahan pada 36 pasien ini tentu sejalan dengan Juknis Penatalaksanaan TBC RO dimana pemberian makanan tambahan dapat meningkatkan keberhasilan pengobatan,” ujar Edy Yusuf.

Pernyataan tersebut menegaskan peran serta semua pihak menjadi kunci penting dalam mewujudkan eliminasi TBC di Indonesia. Persoalan TBC sendiri juga kian diperparah dengan kasus TBC yang resistan terhadap obat TBC (TBC Resistan Obat), mengingat pengobatan yang lebih sulit, efek samping berat dan jangka waktu pengobatan yang lebih lama membuat persoalan TBC RO menjadi lebih sulit diatasi. Dalam rangka mendukung keberhasilan pengobatan pasien TBC RO khususnya di Kota Medan, salah satu upaya yang dilakukan adalah pemberian bantuan bahan makanan tambahan bagi pasien terutama yang berpenghasilan rendah di bawah Rp 3.329.000,- per bulannya.

”Berdasarkan data pelaporan dari Sistem Informasi Tuberkulosis (SITB) tahun 2020 terdapat 81 orang pasien yang terkonfirmasi TBC RO di Kota Medan. Dari 81 orang pasien tersebut terdapat 36 pasien berpenghasilan di bawah UMK Medan yang telah didampingi oleh organisasi PESAT,” ujar Listiani, Ketua Organisasi Pasien PESAT.

Pesat melalui dukungan Yayasan KNCV Indonesia dalam program Mandiri-TB dengan pendanaan USAID mendorong keterlibatan sektor swasta dalam mendukung upaya peningkatan gizi bagi pasien TBC RO. Tentunya keterlibatan swasta dalam hal ini mampu mendukung kemandirian organisasi pasien dalam memberikan dukungan pendampingan bagi pasien TBC RO, terlebih khusus di Kota Medan. (zul)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here