Beredar isu Lock Down , Hunian Hotel Di Tanah Karo Sepi Pengunjung

0
384
TANAHKARO (Media24jam.com) –  Penyambutan hari raya  Idul Fitri 1442 Hijriah tinggal menunggu beberapa hari lagi , tapi hunian hotel masih sepi akibat Pemerintah melarang masyarakat untuk mudik maupun jalan jalan karena adanya Pendemi Covid 19,bahkan Pemerintah menghimbau masyarakat agar berdiam diri di dalam rumah.
Apa lagi adanya issu Kabupaten Karo di Lockdwon akibat pandemi Covid 19,sehingga penghuni Hotel sepi dengan adanya berita hoax yang tersebar.
  Dikatakan GM Hotel Sibayak Internadional Berastagi,  Zulham yang sekali gus Ketua IHGMA ( Indonesian Hotel General Manejer Asosiesen ) ketika di konfirmasi wartawan  Kamis (6/5),bahwa  tadi pagi ada  berita di media sosial kalau Tanah Karo di Lockdown , bahkan katanya ada pos penyekatan di Simpang Daulu , sementara di simpang Daulu itu bukan pos penyekatan melainkan pos pengamanan,  jadi dugaan saya bahwa terkait issu tersebut maka sepi penghuni Hotel ,’ ucap Zulham .
Ditambahkannya , sementara kita tampung pun semua tamu itu , tidak bisa juga kita penuhi sesuai kapasitas kita , karena undang undang nya pun tidak bisa kita tampung sebanyak 100 persen , yah paling pun sekitar 50 persen saja .  Jadi melalui media ini , saya sampaikan kepada masyarakat yang berada di Medan , Binjai maupun Deli Serdang  , kalau mau ke Berastagi silahkan saja , atau mau nginap pun ke Hotel Sibayak .
Sementara itu, Kadis Pariwisata Karo Munarta Gintings mengharapkan, selama para pengunjung menikmati liburan di Kabupaten Karo.
Beberapa hal dan ketentuan agar selalu dipatuhi, kita tidak mengharapkan akan menjadi permasalahan yang disebabkan akibat ulah kita, karena tidak mematuhi Prokes selama berada di sejumlah titik objek wisata di Karo.
Dijelaskannya, lokasi objek wisata yang menjadi perhatian dan pengawasan ketat petugas diantaranya,Pemandian Air Panas di Desa Semangat Gunung atau Lau Sidebuk debuk, Bukit Gundaling, Gundaling Farm Steed, Tugu Perjuangan Kota Berastagi, Pajak Buah, dan Siosar.
“Saya tidak mau mati konyol akibat berwisata, meskipun memberikan lampu hijau, pihaknya bersama petugas TNI dan Polri tidak segan untuk menutup paksa objek wisata, begitu diketahui prokesnya tidak dilengkapi dan dilanggar,” tegas Munar.
Sementara Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Kabupaten Karo, Dickson Sembiring Pelawi yang juga pengusaha dibidang sektor pariwisata di Kabupaten Karo mengapresiasi lampu hijau, terkait izin operasional Daya Tarik Wisata (DTW) selama libur Lebaran.
Dia mengungkapkan, bahwa dengan keputusan yang diambil pemerintah telah memberikan sedikit ruang gerak bagi pengusaha yang ada di dataran Tinggi Karo ini.
“Langkah ini bakal meningkatkan kunjungan wisatawan yang datang dari Medan, Binjai, Deliserdang setidaknya bisa membuat tempat wisata di Kabupaten Karo bernapas,” jelasnya.
Untuk mendorong minat wisatawan, Dickson berharap agar pemerintah daerah, baik di tingkat Provinsi hingga kabupaten atau Kota, dapat terus mempromosikan destinasi wisatanya ke masyarakat.
“Pemerintah harus terus mengedepankan promosi bahwa tempat wisata itu memiliki prokes yang ketat. Dengan harapan dapat meyakinkan masyarakat bahwa tempatnya sudah CHSE (Cleanliness, Health, Safety, dan Environmental Sustainability). Pengelola wisata juga harus antisipasi dan proaktif,” harap Dickson.
Begitu juga dikatakan  Marlina Beru Ketaren, pedagang yang menjual hasil bumi berupa buah dan sayur  di kawasan Pajak Buah Berastagi.
Sejak masa pandemi yang terjadi setahun lalu, dirinya mengaku sangat sedih dengan omset penjualanya yang setiap saat mengalami penurunan. Namunpun  begitu, dirinya tidak putus asa dengan situasi yang dialaminya sesama para pedagang di Pajak Buah Berastagi,sebab kondisi ini juga melanda di belahan dunia akibat Covid-19.
Hal ini terbukti ketika pemerintah memperbolehkan wisatawan berkunjung untuk menikmati liburan Idul Fitri ke Berastagi dan bisa membeli buah dan sayuran nantinya”Ujarnya  (Ton)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here