MEDAN MEDIA 24 JAM-Dengan segala keterbatasannya disebabkan tangan kanan dan kirinya besar sebelah bahkan secara logika tidak memungkinkannya menjadi petinju. “Sesuatu yang infosible,” ungkap Syamsul sembari menunjukkan kedua lengannya yang salah satunya menurutnya tak bisa diluruskan.
Karena keterbatasan phisik yang dimilikinya meskipun saat itu dia tinggal berada di rumah pamannya Paruhum Siregar yang seorang pelatih tinju, Samsul tidak pernah diberi kesempatan untuk berlatih.
“Saya di rumah pelatih tinju setiap hari, tapi hanya disuruh mengambil air dan menyiram tanah supaya tidak berdebu. Tidak pernah sekalipun beliau menyuruh saya berlatih tinju,” kenangnya dalam konferensi pers di Media Center PON XXI Aceh-Sumut di Medan, Sumatra Utara, Senin (16/9/2024).
Namun kemudian Syamsul berinisiatif sendiri mengamati setiap latihan orang lain dan belajar dari gerakan-gerakan yang ia lihat. Ia mulai berlatih sendiri, dengan tekad yang kuat meskipun tanpa bimbingan langsung.
“Saya sering merasa berat, baik secara fisik maupun mental, tetapi kata nenek saya, ‘kau adalah harapan ibu.’ Kalimat itu yang terus memotivasi saya untuk berlatih lebih keras,” tuturnya.
Lahir dan besar di Siantar, Sumatra Utara, Syamsul tidak langsung meniti karier sebagai petinju. Meskipun sering berada di rumah pamannya yang seorang pelatih tinju, Samsul tidak pernah diberi kesempatan untuk berlatih.
Dalam waktu tiga bulan, latihan keras Syamsul membuahkan hasil. Ia mampu menyaingi rekan-rekannya yang telah berlatih selama bertahun-tahun. Filosofi Samsul dalam bertinju adalah tinju bukan hanya tentang kekuatan pukulan, melainkan juga tentang kemampuan menghindar.
Pendekatan inilah yang membawa Samsul meraih kesuksesan besar di atas ring. Dengan kecerdasan strategi dan kemampuannya untuk menghindari pukulan lawan, Syamsul menjadi petinju yang ditakuti. Keberhasilannya pertama kali terasa di tingkat internasional ketika ia berlaga di Singapura, mengalahkan lawan-lawan tangguh, termasuk dari Malaysia. Prestasinya terus berlanjut, membuat namanya dikenal sebagai petinju terbaik di Asia.
Sampai akhirnya Syamsul telah menjadi inspirasi bagi banyak orang, terutama generasi muda yang bercita-cita untuk berprestasi di dunia olahraga.
Pendekatan inilah yang membawa Samsul meraih kesuksesan besar di atas ring. Dengan kecerdasan strategi dan kemampuannya untuk menghindari pukulan lawan, Syamsul menjadi petinju yang ditakuti. Keberhasilannya pertama kali terasa di tingkat internasional ketika ia berlaga di Singapura, mengalahkan lawan-lawan tangguh, termasuk dari Malaysia. Prestasinya terus berlanjut, membuat namanya dikenal sebagai petinju terbaik di Asia.
Syamsul Anwar Harahap mencapai puncak kariernya dengan berbagai prestasi gemilang. Salah satu pencapaian tertingginya adalah saat ia meraih medali pada Asian Games 1962, sebuah kebanggaan besar bagi Indonesia.
Ia juga sukses mengalahkan lawan berat dari Irak dalam dua kesempatan berbeda. Menurut Samsul, kemenangannya tidak hanya didasarkan pada kekuatan fisik, tetapi juga kemampuan mental untuk menghadapi tekanan.
Menariknya, Samsul mengakui bahwa banyak lawannya yang mempelajari rekaman pertandingannya sebelum bertanding. Namun, ia selalu mampu menemukan cara untuk mengalahkan mereka.
“Saya sering melihat mereka memutar-mutar rekaman pertandingan saya sebelum pertandingan. Mereka mempelajari setiap gerakan saya, tapi saya selalu punya cara baru untuk mengatasinya,” ungkap Samsul.
Selain cerita tentang keberhasilan di atas ring, perjalanan Syamsul juga diwarnai oleh tantangan berat, termasuk kondisi perjalanan yang tidak mudah. Salah satu kisah yang paling dikenangnya adalah saat harus menempuh perjalanan dari Belawan ke Tanjung Priok dengan kapal KM Bengawan untuk bertanding di Singapura.
“Saat itu, fasilitas sangat terbatas, tapi semangat saya tidak pernah pudar. Saya selalu percaya bahwa kegilaan dalam semangat bisa mengalahkan segala keterbatasan,” ujarnya
Syamsul Anwar Harahap, nama besar dalam dunia tinju Indonesia, merupakan sosok yang telah mengukir sejarah lewat semangat pantang menyerah dan dedikasi yang tinggi.
Syamsul Anwar Harahap tidak hanya dikenal sebagai petinju hebat, tetapi juga sebagai inspirator yang terus membagikan kisah perjuangannya kepada generasi muda. Dengan filosofi “kegilaan semangat” dan prinsip bahwa kerja keras bisa mengatasi keterbatasan, Samsul telah membuktikan bahwa kesuksesan bisa dicapai dari titik nol.
Syamsul pernah mengalahkan petinju kenamaan Amerika, Thomas Hearn, sewaktu masih bertinju di kancah tinju amatir, pada Turnamen Piala Presiden di Jakarta, 1976. Syamsul mengaku belajar banyak dari legenda tinju dunia Muhammad Ali dan bintang film Kung Fu, Bruce Lee.
Khusus bagi atlet Sumatera Utara terutama atlet tinju, Syamsul berpesan agar menjadi petinju pemberani, pandai memukul dan menghindari pukulan lawan. Ia meminta petinju Sumut jangan gampang menyerah pada keadaan. Yang juga sangat penting adalah memaksimalkan kelebihannya untuk menaklukkan semua lawan di setiap pertandingan. (fas)