OJK Sumatera Utara : Sektor Jasa Keuangan Tetap Tangguh Dukung Pertumbuhan Ekonomi Daerah

0
57

Medan, MEDIA 24 JAM – Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Provinsi Sumatera Utara menegaskan bahwa sektor jasa keuangan di wilayah tersebut terus menunjukkan kinerja yang solid sepanjang 2024, meski dihadapkan pada tantangan global. Pertumbuhan ekonomi Sumatera Utara pada triwulan III 2024 tercatat sebesar 5,20% (yoy), melampaui pertumbuhan ekonomi nasional yang berada di angka 4,95% (yoy).

“Kami sangat bangga dengan kinerja sektor jasa keuangan di Sumatera Utara. Stabilitas yang tercipta menjadi fondasi penting bagi pertumbuhan ekonomi daerah, khususnya melalui penguatan sektor produktif dan inklusi keuangan,” ujar Kepala OJK Provinsi Sumatera Utara, Yudi Prasetyo, dalam konferensi pers tahunan yang diadakan di Medan, Rabu (19/12).

Pertumbuhan ekonomi Sumatera Utara didorong oleh konsumsi rumah tangga yang berkontribusi 50% terhadap Produk Domestik Regional Bruto (PDRB). Aktivitas besar seperti Pekan Olahraga Nasional (PON) XXI serta peningkatan mobilitas masyarakat memberikan dampak signifikan pada konsumsi.

Selain itu, investasi melalui Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) dan Penanaman Modal Asing (PMA) juga mencatatkan angka positif, terutama di sektor perkebunan kelapa sawit dan infrastruktur. “Investasi di Sumatera Utara terus berkembang, sejalan dengan meningkatnya kepercayaan investor terhadap stabilitas ekonomi dan regulasi yang mendukung,” jelas Yudi.

Total penyaluran kredit perbankan mencapai Rp193,27 triliun, tumbuh 7,66% (yoy). Kredit produktif di sektor perkebunan mencatatkan kenaikan 16,89% (yoy), sementara kredit konsumtif tumbuh 14,52% (yoy), mencerminkan peningkatan daya beli masyarakat.

“Kami terus mendorong penyaluran kredit ke sektor produktif agar dapat mendukung aktivitas perekonomian yang lebih inklusif,” kata Yudi. Likuiditas perbankan tetap terjaga dengan rasio AL/DPK sebesar 23,75%, sementara rasio kecukupan modal (CAR) meningkat menjadi 30,94%.

Sementara itu, rasio kredit bermasalah atau Non-Performing Loan (NPL) tetap terkendali di angka 1,86%.

Pasar modal juga mencatatkan perkembangan pesat, dengan jumlah investor lokal tumbuh 20,57% (yoy). Generasi Z menjadi kelompok investor terbesar, yang didukung oleh edukasi pasar modal secara masif.

“Kami melihat minat masyarakat, khususnya anak muda, terhadap pasar modal semakin meningkat. Ini membuktikan bahwa literasi keuangan semakin baik,” ujar Yudi.

Pada sektor fintech, outstanding pinjaman peer-to-peer lending mencapai Rp2,36 triliun, tumbuh 59,07% (yoy). Perkembangan ini memperkuat inklusi keuangan di wilayah terpencil.

OJK melaksanakan 337 kegiatan edukasi literasi keuangan sepanjang 2024 yang melibatkan 82.572 peserta. Salah satu program unggulan adalah literasi keuangan di daerah terpencil, seperti Pulau Nias.

“Kami ingin memastikan seluruh masyarakat, termasuk yang berada di pelosok, memiliki akses terhadap informasi dan layanan keuangan,” ujar Yudi.

Untuk melindungi konsumen, OJK menangani 1.360 pengaduan terkait produk dan layanan jasa keuangan sepanjang tahun ini. “Kami memastikan setiap pengaduan konsumen ditindaklanjuti dengan baik. Kepercayaan masyarakat adalah prioritas kami,” tegasnya.

Menghadapi 2025, OJK Sumatera Utara menargetkan penguatan sektor keuangan yang lebih inklusif dan adaptif terhadap tantangan global. Kolaborasi dengan pemerintah daerah dan pelaku usaha akan menjadi kunci dalam mendorong pertumbuhan yang berkelanjutan.

“OJK optimistis sektor jasa keuangan di Sumatera Utara akan terus tumbuh, mendukung transformasi ekonomi yang lebih inklusif dan berkelanjutan,” tutup Yudi. (Agung)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here