Tim Napak Tilas Sejarah Kesultanan Pantai Timur, Audensi Dengan Muspida Labuhan Batu

0
945

LABUHAN BATU, (media24jam.com) –  Tim Napak Tilas Sejarah Kesultanan Pantai Timur (LIPPSU dan Yayasan Daun Sirih) serta Majelis Kerapatan Adat Kesultanan Bilah melaksanakan rangkaian kegiatan tatap muka dengan Musyawarah Pimpinan Daerah (Muspida) Kabupaten Labuhan Batu.

Tim Napak Tilas Sejarah, menyampaikan rangkaian dan melaporkan sekaligus mengundang Bupati untuk berkenan hadir dalam acara Pertabalan Sultan Bilah ke X dan Dialog sejarah dengan Thema Raib dan Bangkitnya kembali Kesultanan Bilah yang akan di selenggarakan pada hari Sabtu (14 /3/2020) jam 8.00 WIB, di Negeri Lama dan Aula Asrama Haji Rantau Prapat.

Kedua acara Insya Allah akan di hadiri oleh Gubernur Sumatera Utara Edy Rahmayadi, Pangdam I Bukit Barisan, Mayjen TNI Sabrar Fadillah dan Ibu Hj. Raja Sabrina, Sekda Provsu.
Sementara dari Pemkab Labuhan Batu yang menerima Tim Napak Tilas Sejarah Pantai Timur, Asisten I Pemkab Labuhan Batu, Kapolres dan dari OPD Dinas Pemuda Olahraga dan Kebudayaan, serta dari Dinas Pendidikan Kabupaten Labuhanbatu.

Para sejarawan dan pemerhati budaya. Diharapkan segera melakukan riset dan membukukan sejarah Kesultanan Bilah, sehingga para generasi muda saat ini dan generasi mendatang mengetahui tentang sejarah Kesultanan Bilah.

Kesultanan Bilah adalah salah satu Kesultanan yang terdapat di wilayah Kabupaten Labuhanbatu. Kesultanan Bilah berkedudukan di Negeri Lama. Raja pertamanya adalah Raja Tahir Indra Alam pada tahun 1623, yang menamai kerajaannya dengan nama Kerajaan Bilah.

“Untuk budayawan, ada baiknya sejarah ini segera kita buat buku. Soal teknis dan risetnya nanti kita bisa menunjuk Dinas Perpustakaan untuk membantunya,” kata Sabrina, Sekda Provsu sewaktu Tim melakukan audensi beberapa waktu lalu.

Dalam kesempatan itu, Sabrina meminta pada seluruh keluarga dan panitia Majelis Penobatan Sultan Bilah X, usai acara penabalan Sultan untuk segera menyusun silsilah keturunan Kesultanan Bilah. “Silsilah ini menurut saya sangat penting, agar kita tau semua keturunan dari kesultanan ini,” ujar Sabrina.

Tengku Muhammad Risfansyah merupakan putra dari pasangan Tengku Azman (wafat 10 Desember 1989) yang merupakan putra ke dua Tengku Hasnan (Tengku Besar Bilah) dengan Tengku Siti Munajat (wafat 19 Januari 1996) binti Tengku Harun Al Rasyid (Tengku Perdana Menteri Sri Mahkota Kesultanan Deli).

Pasangan Tengku Azman dengan Tengku Siti Munajat ini, dikaruniai 6 orang putra-putri, yaitu Tengku Fazlla (Perempuan), Tengku Nadrani Rifka (Perempuan), DR Tengku Syarfina SS MHum (Perempuan), Tengku Amalia Zulflna (Perempuan), Tengku Feria Aznita (Perempuan), Tengku Muhammad Risfansyah.

Putra tertua Tengku Hasnan (Tengku Besar Bilah) adalah Tengku Musa yang wafat pada tahun 1986 dan putra dari Tengku Musa yang bernama Tengku Syaifuddin wafat pada 2 Juni 2015 .
Berdasarkan dari kesepakatan zuriath dari Tengku Hasnan (Tengku Besar Bulah) yaitu Tengku Dicky Rinaldo (cucu Tengku Musa) dan Tengku Zulchair putra Bungsu Tengku Hasnan (Tengku Besar Bilah) beserta keluarga, juga dari beberapa zuriath keturunan Sultan Adil Bidar Alam, menunjuk Tengku Muhammad Risfansyah sebagai penerus Kesultanan Bilah dan berhak memakai gelar Sultan Muhammad Risfansyah Bidar Alam yang merupakan Sultan Bilah. (er)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here