Medan, Media24jam – Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Provinsi Sumatera Utara menggelar Focus Group Discussion (FGD) bertema “Optimalisasi Peran Industri Jasa Keuangan di Sektor Tanaman Jagung dalam Rangka Peningkatan Perekonomian Sumatera Utara”. Diskusi ini diadakan sebagai upaya memperkuat sinergi antara industri jasa keuangan (IJK), pemerintah daerah, dan pemangku kepentingan lainnya dalam mendukung pertumbuhan sektor pertanian, khususnya komoditas jagung.
Kegiatan ini menghadirkan berbagai pihak, termasuk perwakilan perbankan, koperasi, asosiasi petani, serta industri pakan ternak. Pembahasan utama dalam FGD ini berfokus pada strategi pembiayaan yang lebih inklusif dan berkelanjutan bagi petani jagung guna meningkatkan produksi dan mengurangi ketergantungan terhadap impor.
Kepala OJK Sumut, Khoirul Muttaqien, dalam sambutannya menekankan pentingnya dukungan sektor keuangan dalam meningkatkan kesejahteraan petani. “Pembiayaan yang tepat dan terarah akan membantu petani meningkatkan produksi serta menciptakan ekosistem pertanian yang lebih kuat. OJK berkomitmen untuk memperluas akses keuangan agar sektor pertanian, khususnya jagung, semakin berkembang,” ujarnya.
Salah satu poin utama yang dibahas dalam FGD ini adalah konsep closed loop, yaitu skema kemitraan agribisnis yang menghubungkan seluruh rantai nilai dari hulu hingga hilir. Model ini melibatkan perbankan sebagai penyedia kredit, industri pakan sebagai offtaker, serta kelompok tani sebagai pelaku utama produksi. Dengan sistem ini, petani diharapkan mendapatkan akses pembiayaan yang lebih mudah, kepastian pasar, serta pendampingan dalam pengelolaan usaha tani mereka.
Peserta FGD juga mengungkapkan berbagai tantangan yang masih dihadapi petani jagung, seperti fluktuasi harga, keterbatasan infrastruktur, dan rendahnya literasi keuangan di kalangan petani. Oleh karena itu, sinergi antara sektor keuangan, pemerintah, dan pelaku industri diharapkan dapat menciptakan solusi konkret guna meningkatkan produktivitas dan daya saing jagung Sumatera Utara di tingkat nasional maupun global.
Dengan adanya diskusi ini, OJK Sumut berharap dapat merumuskan kebijakan yang lebih inklusif bagi sektor pertanian. Ke depan, OJK akan terus berkoordinasi dengan pemangku kepentingan untuk memastikan implementasi program pembiayaan pertanian yang lebih efektif dan berkelanjutan. (Agung)