Ikan Red Devils Menjadi Nugget oleh Mahasiswa KKN UNIMED Desa Ambarita.

0
43

MEDAN | MEDIA 24 JAM.COM-Mahasiswa KKN UNIMED 2025 telah melaksanakan kegiatannya dari bulan Juli-Agustus. Salah satu Mahasiswa KKN UNIMED 2025 yang berada di Desa Ambarita melakukan gebrakan baru, yaitu melakukan inovasi ikan red devil menjadi nugget.

Hal yang menginspirari dari Mahasiswa KKN mengenai permasalahan yang ada di Desa Ambarita banyak ditemui ikan red devil dan masyarakat di Desa kurang mampu menjadikan red devil sendiri menjadi nilai yang bagus. Maka dari itu Mahasiswa KKN UNIMED 2025 melakukan eksperimen untuk mengelola ikan red devil menjadi sebuah makanan yang bermutu.

Ketua KKN UNIMED 2025 Desa Ambarita Tunggul Malau Hamonangan mengatakan “Rencana nya jika terobosan ini berhasil dan dilanjutkan oleh masyarakat sekitar. Ikan red devil ini dapat menjadi harga yang bisa naik, dan dapat diolah dan memajukan UMKM di Desa Ambarita maupun sekitaran Danau Toba”

Ikan Red Devils, yang dikenal masyarakat setempat hanya sebagai umpan pancing karena baunya yang menyengat dan rasanya yang kurang enak, kini berhasil diolah menjadi makanan bernilai ekonomi. Gagasan ini muncul setelah tim KKN melakukan observasi selama satu minggu pertama di desa tersebut dan menemukan banyaknya populasi ikan Red Devils di sekitar Danau Toba, khususnya wilayah Ambarita.

“Kami melihat bahwa ikan Red Devils ini sangat melimpah namun tidak dimanfaatkan secara maksimal oleh masyarakat. Padahal, berdasarkan studi Prabowo et al. (2021), ikan ini memiliki kandungan gizi yang cukup tinggi,” ujar Ketua anggota tim KKN UNIMED. Tunggul Hamonangan Malau.

Kandungan gizi yang dimaksud antara lain protein sebesar 22-35 gram, lemak 2-4 gram, tanpa karbohidrat, kalori 90-110 kkal, serta berbagai vitamin seperti B12, D, dan omega-3. Kandungan tersebut sebanding dengan ikan konsumsi lainnya, bahkan berpotensi menjadi sumber gizi baru jika dikelola dengan baik.

Tim mahasiswa KKN UNIMED Desa Ambarita 2025, yang terdiri dari berbagai jurusan dan latar belakang keilmuan, bekerja sama untuk melakukan riset kecil dan eksperimen pembuatan nugget dari daging ikan Red Devils.

Selain meningkatkan nilai jual ikan Red Devils, upaya ini juga bertujuan untuk membantu masyarakat sekitar dalam menciptakan peluang ekonomi baru, terutama di sektor Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM).

Seluruh proses mulai dari observasi, eksperimen, hingga produksi dilakukan di Desa Ambarita, wilayah sekitar Danau Toba yang menjadi lokasi KKN mereka.

Inisiatif pengolahan ikan Red Devils menjadi nugget mulai dikerjakan setelah satu minggu pertama kegiatan KKN.

Karena keberadaannya yang melimpah namun tidak dimanfaatkan secara optimal oleh masyarakat. Ikan ini juga memiliki harga jual rendah dan dianggap tidak layak konsumsi. Dengan diolah menjadi nugget, ikan ini diharapkan memiliki nilai tambah dan membuka peluang usaha baru bagi warga desa.

Proses pengolahan 1–3 kg ikan Red Devils membutuhkan waktu sekitar 3 jam, terutama pada tahap pengukusan. Bahan-bahan yang digunakan dalam pembuatan nugget antara lain ikan Red Devils, tepung tapioka, tepung terigu, tepung panir, bawang putih sebagai pengawet alami, wortel, kaldu jamur, Royco, garam, lada bubuk, telur, saus, dan minyak goreng. Produk ini dapat bertahan hingga satu minggu jika disimpan dalam freezer, namun hanya bertahan satu hari di suhu ruang.

Tunggul, berharap jika produk ini terus dikembangkan dan diadopsi oleh masyarakat, maka ikan Red Devils yang selama ini dianggap hama dapat berubah menjadi komoditas bernilai tinggi, sekaligus mendukung kemajuan UMKM di sekitar Danau Toba.

“Jika dikembangkan lebih lanjut, bukan tidak mungkin nugget Red Devils ini bisa dipasarkan ke berbagai daerah dan menjadi alternatif bahan pangan seperti halnya nugget ayam,” tambah Tunggul selaku ketua KKN dengan penuh semangat. (Red)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here