Mahasiswa Polisi Bentrok Mobil Polisi Dirusak Kaca Gedung Pecah Sekurity dan Wartawan Luka

0
611

MEDAN, (media24jm.com) – Aksi ribuan mahasiswa yang berorasi di Gedung DPRD Sumut semakin memanas dan anarkis, Selasa (24/9/2019). Sejumlah kaca gedung DPRD Sumut dan DPRD Medan pecah akibat lemparan batu. Bahkan satu unit mobil polisi terbalik dan hancur.

Tak diketahui jelas penyebab memanasnya aksi massa. Namun informasi yang diperoleh, massa mahasiswa yang sudah sedari pagi berunjukrasa merasa kesal karena aksi mereka kurang direspon oleh DPRD Sumut.

Massa meminta agar legislatif menolak revisi undang-undang KPK dan menyoalkan kebakaran hutan dan lahan. Mereka meminta ketegasan pemerintah untuk menangani persoalan kebakaran hutan yang asapnya sudah menganggu kenyamanan dan kesehatan masyarakat.
Massa aksi melempari polisi dengan batu dan kayu. Kaca gedung DPRD Sumut dan DPRD Medan juga hancur dilempari massa.

Polisi yang berjaga di depan gedung dewan memecah massa dengan watercanon dan gas air mata. Massa yang semula terkonsentrasi di depan gedung dewan berhamburan ke sisi kiri dan kanan.

Mereka berlari ke arah Lippo Plaza dan Hotel Aryaduta. Massa semakin anarkis. Selain gedung dewan, mereka juga merusak beberapa unit mobil polisi yang terparkir di pinggir jalan.
Polisi kemudian menghalau massa menggunakan gas air mata. Kericuhan kembali terjadi di sekitar Lapangan Benteng. Massa terus melempari polisi dengan batu.
Mobil dan sepeda motor yang terparkir di pinggir jalan tak luput dari aksi anarkis mahasiswa tersebut.

Selama aksi, mahasiswa berulangkali teriak yel-yel “turun Jokowi”.
Aksi yang berlangsung sedari pagi hingga berita ini dikirim ke redaksi, sekira jam 18.30 wib, massa tetap masih bertahan di depan Gedung DPRD Sumut. Kendati dalam pengawalan ketat pihak kepolisian, massa tampak makin panas dengan berulangkali melakukan pelemparan batu.

Sebelumnya, ribuan mahasiswa ini berkumpul di Lapangan Merdeka Medan. Selanjutnya, longmarch menuju Gedung DPRD Sumut, Jalan Imam Bonjol dengan membawa bendera merah putih. Di depan gedung DPRD, massa membentangkan spanduk, mengangkat poster dan menyampaikan aspirasi bernada protes terhadap upaya pengesahan sejumlah Rancangan Undang-Undang yang dianggap tak memihak rakyat. Mereka menolak UU KPK yang dinilai sangat mencederai rakyat.

Sementara itu, aksi pelemparan batu menyebabkan sejumlah orang mengalami luka. Diantaranya seorang sekurity DPRD Medan dan wartawan. Adalah Irma Yani Fatha, sekurity yang sedang berjaga di Gedung DPRD Medan sontak pingsan setelah kepalanya terkena lemparan batu. Wanita berhijab itu langsung diboyong rekan-rekannya ke dalam gedung untuk mendapat perawatan sementara.

Hal itu lantaran korban tak bisa langsung dibawa ke rumah sakit karena di luar gedung ribuan mahasiswa masih berunjukrasa. Sedangkan Raden, wartawan maupun fotografer salah satu media juga terkena lemparan di kepala. Namun kondisinya tidak terlalu parah, hanya luka sobek di kening.

//Pegawai Panik Tak Bisa Pulang //

Sejumlah pegawai di sekretariat DPRD Medan merasa ketakutan karena massa memaksa hendak masuk halaman kantor DPRD Medan.
Puluhan pegawai dan honorer maupun anggota dewan yang masih berada di gedung dewan sontak panik sambil berteriak histeris. Serangan lemparan batu mengenai mobil yang terparkir di seputaran halaman gedung dewan, juga pintu kaca di depan gedung.
Ratusan batu berserakan di seputaran DPRD Medan. Sementara sekurity yang pingsan dengan kondisi kepala berdarah segera dibawa masuk ke gedung dewan untuk mendapat perawatan sementara.
Wajah kalut tampak di wajah para pegawai maupun honorer. Bagaimana tidak, meski sudah waktunya jam pulang, namun mereka tak bisa beranjak dari gedung dewan lantaran terkepung aksi mahasiswa.
“Cemana ini aku mau pulang, gak ada pulak gojek atau grab yang mau datang gara-gara aksi mahasiswa ini,”kata Sarah, seorang honorer DPRD Medan dengan raut sedih. Matanya berkaca-kaca, kekuatiran tampak jelas terlihat di wajahnya.

‘Ditunggangi DPO
Kasus Teroris’

Kapolda Sumut Irjen Pol Agus Andrianto menyebutkan aksi seribuan mahasiswa di gedung DPRD Sumut yang berakhir ricuh pada Selasa (24/9) ditunggangi oleh DPO kasus teroris. Pelaku juga sudah diamankan bersama para mahasiswa lainnya.
“Penelusuran dari tim, bahwa kegiatan penyampaian pendapat dari elemen mahasiswa tadi ditunggangi salah satu DPO kasus teror. Inisial RSL dan saat ini yang bersangkutan sudah ditangkap dan kemungkinan akan dikirimkan ke Densus 88 Mabes Polri,” ucap Kapoldasu Irjen Agus Andrianto di Makodim, malam tadi.
Agus sendiri belum secara gamblang menjelaskan motif RSL menunggangi aksi itu. Namun dia menjelaskan jika aksi mahasiswa itu untuk menyampaikan pendapat. Kegiatan menyampaikan pendapat itu kata Agus dijamin Undang-undang.
“Cuma hati hati-hati. Selalu ada potensi ditunggangi oleh pihak -pihak yang kepentingannya kita tidak tahu. Oleh karena itu hati-hati. Rawan disusupi,” bebernya.
Kapolda juga menyampaikan sejauh ini total ada 53 orang yang diamankan terkait aksi ricuh itu. “Untuk mahasiswa kita lihat keterlibatan nya,” tukas Kapoldasu. (mar/ok)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here