Ibu kandung korban, Novi saat memberi keterangan pada wartawan.
MEDAN (media24jam.com) – Malang betul nasib Deasy Natalia Br Sinulingga dan bayi di kandungannya pasalnya belum lagi sembuh sakit yang dirasakan dibagian perutnya pasca dirinya mengaku dianiaya oleh oknum polisi dan Kapolsek di Polsek Percut Sei Tuan. Kini dirinya kembali mengalami sakit kembali akibat ulah penyidik yang ingin mengambil hp pelapor diduga secara paksa.
Pengakuan ibu korban Novi kepada wartawan mengatakan kedatangannya ke penyidik Polrestabes Medan memenuhi panggilan sesuai yang diterimanya pada beberapa waktu yang lalu. Miris, keributan terjadi bermula anaknya memegang Hp saat diperiksa juper, kemudian juper merasa keberatan lalu menuding Deasy merekam saat di periksa.
“Saat kami diperiksa oleh juper, Desy yang saat itu megang Hp,lalu dituding juper seolah Desi merekamnya.Kemudian Desy pun gak terima karena anak saya tidak ada merekam saat diperiksa juper. Lalu juper menarik hp yang dipegang Desy, tarik menarik pun terjadi dan keributan sesaat,” ujar Novi pada Rabu (29/4/2021).
Setelah keributan terjadi pemeriksaan ditunda, pihak pelapor pulang dikarenakan perutnya sakit.Sebenarnya pemeriksaan tetap harus berjalan demi keadilan terujud.
“Perut Desy merasa sakit, kondisinya lagi hamil. Saya berharap pemeriksaan tetap diproses akan tetapi anak saya Desy tidak sanggup menahan rasa sakit perutnya diduga akibat keributan dan tarik menarik HP tersebut,” ucapnya.
“Kata Deasy saat mengadu kepadaku perutnya semakin sakit dan rasa sesak terasa dibagian perutnya,” imbuhnya dengan raut wajah seorang ibu yang khawatir dan cemas akan keadaan anaknya yang sedang mengandung.
Ia menambahkan agar pihak penyidik (juper) bersikap profesional dalam melakukan pemeriksaan. Selama tiga jam di ruangan juper, namun pemeriksaan belom rampung.
“Kami dah tiga jam di ruangan juper, namun pemeriksaan yang dilakukan juper pada waktu memeriksa sebentar-sebentar penyidik ke luar ruangan dan itu kerap terjadi saat kami dimintai keterangan terkait laporan anak saya melaporkan AKP Janpiter Napitupulu. Saya hanya menuntut keadilan dan proses laporan saya dipercepat,” pungkasnya.
Saat dikonfirmasi awak media Kapolrestabes Medan Kombes pol Riko Sunarko dan Waka Sat Reskrim Polrestabes Medan, Kompol Rafles melalui WhatsApp belum direspon hingga berita ini dilayangkan ke meja redaksi terkait keributan dan tarik menarik HP si pelapor (Desy) sehingga pemeriksaan oleh juper tertunda.
Diberitakan sebelumnya, kepada wartawan ibu korban bernama Novie Ritani Ritani Lumban Tobing (56) mengaku pasca yang terjadi di Polsek Percut Sei Tuan beberapa hari yang lalu, anaknya kini kerap kali mengalami sakit di bagian perutnya. Selasa (27/4).
“Kakinya masih, pagi setelah kejadian Desi mengadu bahwa perutnya sakit hingga ada keluar darah, saya sempat berdoa ya Allah jangan lah sempat anak saya melahirkan sebelum waktunya,” katanya dengan sedih.
Di hari yang sama deasy dibawa ibunya ke Rumah Sakit, menurut dokter pada bayi di kandungannya dibagian leher terlilit tali pusar.
“Jadi dibilang dokter itu ke anak saya kalau bisa jangan terlalu capek kali, kalau bisa jangan sampai terjadi lagi karena bisa di operasi jadinya, itu anak saya ngak ada ngomong ke dokter soal kejadian di Polsek itu,” ungkapnya.
“Anak saya bertanya apa mungkin keluar darah itu karena aku di tolak itu ya Mak’,” imbuhnya.
Deasy kata Novie mengadu kepadanya bahwa pada saat kejadian di Polsek itu, ia sempat mendapat ancaman kematian dari anggota Polsek Percut Sei Tuan.
“Kata anak saya dia dibisikkan oleh anggota disana baju hitam dengan mengatakan ‘Kau nanti di luar dapat, mati kau kubikin’ itu kata yang baju hitam itu,” akunya.
Hingga kini menurut Novie anaknya sering kali mengalami sakit di bagian perutnya, namun begitu ia berharap dan selalu berdoa agar tidak terjadi apa apa terutama kepada bayi yang dikandung anaknya.
Semantara, Kapolsek Percut Sei Tuan, AKP Janpiter Napitupulu saat dikonfirmasi Media 24jam terkait dilaporkannya dirinya ke Polrestabes Medan, ia menjawab ringan saat itu.
“Apakah itu cukup bukti,” ucapnya ringan dari seberang handphone.
Ditempat terpisah, Deasy dihadapan wartawan di kediaman nya Jalan Baru Lingkungan IV Bhayangkara 1 Kelurahan Indra Kasih Kecamatan Medan Tembung mengatakan dirinya sudah melaporkan kejadian yang di alaminya ke Polrestabes Medan.
“Saya laporkan ke Polrestabes adalah Janpiter Napitupulu dengan anak buahnya atas laporan penganiayaan seperti yang tertuang dalam laporan polisi nomor : LP/B/818/K/IV/2021/SPKT/POLRESTABES MEDAN/POLDA SUMATERA UTARA,” katanya, Selasa (20/4/2021). (Hadi)