KEPRI, (media24jam.com) – Rusaknya sebagian Daerah Tangkapan Air (DTA) yang dibutuhkan Waduk Duriangkang telah menimbulkan efek domino yang luar biasa terhadap Sistem Pengelolaan Air Minum (SPAM) di kota Batam, Provinsi Kepri. Tidak hanya waduk Duriangkang, kerusakan juga terjadi di area DTA waduk Muka Kuning.
Hal itu disampaikan, Supraptono, mantan sekretaris organisasi Forum Orang Batam (Forbat) kepada media24jam.com pada Selasa (3/11/2020), di Batam Centre.
Ungkapnya, titik kerusakan parah Daerah Tangkapan Air (DTA) waduk Duriangkang ini terdapat disekitar dan didalam kawasan Industri Panbil. Dampak dari pada kerusakan DTA ini yg paling parah adalah menurunnya cadangan air baku di waduk Duriangkang, sehingga otomatis turut berpengaruh pada kemampuan pengelolaan produksi air bersih yang diperoleh dari proses penjernihan air baku waduk Duriangkang. Produksi air bersih waduk Duriangkang yang semula bisa mencapi 3000 liter/detik telah menurun drastis menjadi sekitar 2750 liter/detik.
Dampak dari berkurangnya kapasitas produksi serta meningkatnya jumlah kebutuhan pemakaian air bersih pada pelanggan yang berada dikawasan Sagulung dan Batu Aji, yang selama ini dipasok dari dua WTP yakni Duriangkang dan Muka Kuning, sehingga selalu mengalami gangguan pasokan air bersih.
Supraptono, juga mengungkap guna mengatasi masalah gangguan pasokan air bersih yang sering kali terjadi. Pada saat itu antara BP Batam dan PT. ATB sepakat untuk meningkatkan daya kapasitas produksi WTP Muka Kuning dari 310 liter/detik menjadi 530 liter/detik. Peningkatan kapasitas produksi ini telah berlangsung selama beberapa tahun dan sampai dengan saat ini. Akan tetapi upaya peningkatkan kapasitas produksi pada WTP Muka Kuning ini pada akhirnya beresiko kepada turunnya permukaan Waduk Muka Kuning secara drastis.
Guna menyelamatkan kondisi Waduk Muka Kuning agar tidak menjadi semakin kritis, akhirnya BP Batam menemukan solusi. Yaitu membuat satu keputusan dengan membangun Intake Tower (rumah pompa) yang berada di Waduk Tembesi. Tujuannya untuk membekup pasokan air baku ke Waduk Muka Kuning melalui proyek perpipaan yang sudah dilaksanakan sebelumnya.
Dengan adanya Rumah Pompa Waduk Tembesi yang selesai diresmikan pada hari Selasa 27 Oktober 2020 yang lalu, untuk sementara waktu dapat menyelesaikan krisis air di kawasan Batamindo, Sagulung serta Batu Aji kota Batam. Bahkan ketersediaan air baku waduk Tembesi, dipercaya dapat menyuplai pasokan air baku ke waduk Muka Kuning selama lima tahun. Artinya, waduk Muka Kuning kini telah selamat dari kritis air baku.
“Jadi penyebab air waduk Muka Kuning kritis itu disebabkan oleh adanya pemaksaan peningkatan kapasitas produksi air baku, dan seharusnya hal itu tidak boleh terjadi,” tutup Supraptono. (handreass)