TEBINGTINGGI | MEDIA 24 JAM
Banjir besar akibat luapan air Sungai Padang yang melanda Kota Tebingtinggi, Sumut, berangsur surut, Minggu (29/11). Sekitar 25 ribu warga terdampak.
Pasca bencana banjir yang melanda Kota Tebingtinggi, juga menyisakan kerugian, baik yang dialami Pemko Tebing Tinggi maupun warga yang terdampak banjir.
Mulai dari tanggul yang jebol, lahan pertanian, perikanan dan peternakan yang rusak, berikut dengan sekolah atau fasilitas umum lainnya seperti infrastruktur tidak luput dari kerusakan akibat genangan air yang berasal dari luapan Sungai Padang.
“Untuk genangan air sudah mulai surut. Begitu juga di ruas jalan, arus lalu lintas kendaraan juga mulai lancar,” ujar Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Tebingtinggi Wahid Sitorus saat dikonfirmasi, Minggu (29/11).
Berdasarkan data yang dihimpun dari BPBD Tebingtinggi, ada sebanyak 5 kecamatan terendam banjir dan 25.000 warga terdampak, pada Sabtu (28/11) kemarin.
Pemerintah kota melalui BPBD Tebingtinggi dibantu TNI/Polri juga melakukan evakuasi warga yang terkena dampak besar dari banjir tersebut. Petugas juga mendirikan posko dan dapur darurat.
“Cuaca hari ini cerah, mudah-mudahan segera surut ya,” tutupnya.
Sebelumnya, banjir yang diakibatkan luapan sungai Padang, mengakibatkan aktifitas dan ekonomi Kota Tebingtinggi lumpuh.
Genangan air masuk ke jalan protokol di inti kota, sehingga membuat arus lalu lintas terganggu dan kemacetan panjang pun terjadi di kawasan pintu tol Tebingtinggi hingga ke Simpang Beo dan Simpang Medan pada Sabtu (28/11) kemarin.
Walikota Tebingtinggi Ir H Umar Zunaidi Hasibuan mengajak seluruh stake holder agar menyerukan pemerintah pusat untuk pengendalian Sungai Padang. Hal ini disampaikan walikota saat menyerahkan bantuan pangan, Minggu (29/11) di Dapur Umum Posko Banjir, Kelurahan Mekar Sentosa, Kecamatan Rambutan, Kota Tebingtinggi menjelaskan saat ini pemerintah kota sedang melakukan fase pengkajian.
“Kita sedang melakukan kajian cepat penghitungan kerugian-kerugian yang diderita oleh masyarakat, baik itu infrastruktur, perumahan, pertanian, perikanan, peternakan dan juga sekolah-sekolah ataupun pasilitas umum yang terkena bencana banjir ini. Antara lain kalau infrastruktur jalan ada beberapa banyak yang rusak, kemudian hal-hal lain yang menyangkut dengan drainase, ataupun bangunan gedung yang rusak itu menjadi data kita,” jelas Walikota.
Kerugian dampak banjir ini menurut walikota pasti besar, terutama di infrastruktur jalan yang rusak. “Tanggul saja berapa meter yang jebol, itukan sudah pasti mengalami kerugian yang besar. Belum lagi sektor pertanian dan perekonomian.
Bencana banjir yang melanda Kota Tebingtinggi hampir disetiap penghujung tahun. Ada usulan dari Pemerintah Kota Tebingtinggi kepada pemerintah pusat terkait penanggulangan banjir di Tebingtinggi yang belum ditindaklanjuti.
Terkait usulan tersebut Walikota menegaskan akan mendesak melalui seluruh lini, melalui pemerintah provinsi ataupun pemerintah pusat, maupun melalui perwakilan DPRD kita yang ada dan tentu DPR-RI juga.
“Kita harapkan untuk sama-sama menyuarakan bahwa ini perlu dituntaskan atau disegerakan di Tebingtinggi agar jangan tiap tahun kita kebanjiran. Itu yang kita mintakan,” tegas Walikota.
Adapun bantuan yang disalurkan berupa bahan pangan, masker dan sanitizer yang sebahagian berasal dari bantuan sejumlah perusahaan antara lain PT Inalum dan Bank Sumut dan DPD Golkar Sumut, bantuan segera disalurkan ke wilayah yang terkena dampak banjir. (mar)