TANAH KARO | MEDIA 24 JAM
Pembangunan monumen seniman legendaris Karo Almarhum Jusup Sitepu dibangun dan lokasinya di Gung Mbelin, perbatasan antara desa Batukarang-Payung Kecamatan Payung.
Acara peletakan batu pertama dilakukan, Jumat (27/11) sekira jam 10:00 wib dan dihadiri oleh seluruh Muspika Kecamatan Payung, perangkat Desa Batukarang, Tokoh masyarakat, perwakilan dari seniman, serta pihak dari keluarga sendiri.
Pembangunan monumen tersebut menelan biaya hingga mencapai ratusan juta rupiah dan begitu juga para donatur pun ikut serta berpartisifasi demi terlaksananya pembangunan monumen itu.
Dikatakan Frans Maradona Bangun kepada wartawan melalui pesan singkatnya,bahwa pembangunan ini dananya berkisar 490 juta rupiah dan target penyelesaiannya Tahun 2022 yang akan datang.Peletakan batu pertama pembangunan museum ini,seharusnya dihadiri oleh Bupati karo Terkelin Brahmana, SH, MH, namun akibat kesibukannya,maka Sekcam Payung mewakilinya.
Adapun panitia dalam pembangunan ini,Ketua Umum,Pt,Drs Sastra Purba,Wakil Ketua Umum ,Daten Barus,Sekertaris Umum Frans Maradona Bangun ,Wakil Sekertaris Umum,Iskandar Purba,Bendahara,Pt Ir Jesaya Sinulingga,wakil bendahara Umum Media Sebayang dengan dibantu seksi-seksi lainnya “Kita harapkan pembangunan Museum ini tidak ada kendala sama sekali dan begitu juga kiranya dukungan dari semua pihak yang sudah berpatisifasi kami ucapkan banyak terima kasih “Ujarnya.
Seperti dilansir kru koran ini dan diunggah melalui internet dan sumber tentang biografi dan kisah perjalanan Jusup Sitepu dalam karirnya sebagai seniman dan penyanyi Karo yang melegenda di kancah musik Tanah Karo pada Tahun 70 an hingga sampai sekarang tetap diminati dan dikenang oleh pemirsanya seakan tidak akan lekang ditelan massa
Jusup Sitepu merupakan salah satu seniman atau pun penyanyi yang sangat penomenal yang digemari oleh para pecinta musik Karo pada jamannya,bahkan hingga saat ini lagu-lagu Jusup Sitepu sepertinya tiada matinya .Pada jamannya diblantika musik POP Karo b grup musik dan penyanyi belum menjamur seperti sekarang ini,dan masih bisa dihitung dengan jari tangan kita ,namun petikan melody gitar Jusup Sitepu dan lagu yang dibawakannya membuat para pecintanya seakan terbuai.
Jusup Sitepu lahir di Desa Perbulan Tanggal 25 Desember 1947 (masa pengungsian) anak dari pasangan Mangsi Sitepu dan Tandangen Beru Perangin-Angin sebagai bungsu dari tiga bersaudaraJusup Sitepu mengenyam pendidikan Sekolah Dasar hingga SMP di Desa Batukarang Kecamatan Payung dan melanjutkan ke jenjang SMA di Pancur Batu Kabupaten Deliserdang.
Namun pada Tahun 1967,Jusup Sitepu melanjutkan pendidikan ke Universitas ISI Jogyakarta jurusan musik ,tapi tidak selesai dan Tahun 1968 dia mudik kekampung halamnnya Desa Batu Karang dan tidak kembali lagi ke Joyakarta dan memilih untuk bergabung dengan pemuda sebayanya.
Namun dia membentuk sebuah Gruop Band yang diberi nama “The Giant Group” awalnya grup Band tersebut tidak memiliki alat sendiri, dan apabila ada tawaran manggung mereka akan menyewa alat dari kota Kabanjahe.
Adapun personel dari Band “The Giant Group” saat itu adalah,Jusup Sitepu sebagai Vokal dan melodi gitar dan begitu juga Elia Rosa Beru Bangun sebagai penyanyi,, Akum Tarigan pada gitar bas , Fransius Surbakti pada rithem, Metehsa Surbakti pada drum dan Riwanda Sebayang sebagai MC.
Di mana Band tersebut melakukan pertunjukan dari satiu desa ke desa lainnya dan penampilan mereka mendapat sambutan hangat dari masyarakat pada saat itu ,apa lagi mereka mengadakan pertunjukan, dengan ciri khas apa adanya dan petikan-petikan melodi gitar yang dimainkan oleh Jusup Sitepu tiada tandingannya.
Melihat bakat yang dimiliki oleh Jusup Sitepu dan berkarier di dunia musik, sehingga orang tuanya membelikan seperangkat peralatan Band dan pertunjukan perdana mereka dengan alat baru tersebut diadakan di desa Penampen yang berada diatas bukit dengan pemandangan yang indah.
Setelah itu Jusup dan rekan-rekannya merasa mendapatkan suatu pertanda baik dan hal ini terbukti karena nama Band mereka akhirnya semakin terkenal sehingga berhasil menembus ke dapur rekaman.
Tidak ada Band di Tanah Karo yang bisa menandingi ketenaran Band tersebut ,tetapi pada saat itu orang lebih mengenal Band mereka dengan nama Band “Jusup Sitepu”.Setelah tampil perdana,tawaran manggung pun terus berdatangan, sehingga hari-hari mereka akhirnya selalu diisi dengan pertunjukan dari satu desa ke desa lain.
Bersama bandnya Jusup Sitepu sangat berandil dalam menempa beberapa penyanyi karo disaat itu seperti Ulina Beru Ginting ,Ermawati Beru Karo,Mery Beru Tarigan dan lainnya..
Pada tahun 1973,Jusup Sitepu mengakhiri masa lajangnya dan mempersunting Elia Rosa Beru Bangun yang merupakan rekannya sesama artis Karo, pada Tahun 1975 lahirlah anak pertama mereka diberi nama Mery Susanna Beru Sitepu,tapi sayang karena mahligai rumah tangga yang mereka bina hanya bertahan singkat dan berakhir dengan perceraian pada Tahun 1978,.Mungkin karena berpisah dengan sang istri,Jusup Sitepu sempat juga mengeluarkan album dengan laguPertangisenku”dan lagu tersebut sangat menggugah hati bagi pemirsa,dan beberapa tahun berikutnya keluar lagi lagu “Pengindo “yang dibawakan oleh Mery Susanna Beru Sitepu tak lain anak Jusup Sitepu yang sempat hits.
Selama dua belas tahun menduda ,pada Tahun 1990 Jusup Sitepu menemukan pasangan hidupnya dan menikah dengan Eliana Beru Ginting dengan dikaruniai dua orang anak, Angelia Christine Beru Sitepu dan You Ananda Sitepu.
Pada tahun 90-an yang merupakan akhir dari puncak kariernya selama ini , Jusup Sitepu mengeluarkan sebuah alnum berbahasa Indonesia yang berisikan lagu-lagu yang merupakan terjemahan dari beberapa lagu ciptaannya yang diramu dengan musik dangdut setelah lama vakum..
Album ini cukup mendapat tempat di kalangan penikmat musik termasuk juga yang bukan orang Karo, beberapa lagu dari album ini yang cukup tenar pada saat itu adalah Ole-ole dan Magdalena yang dalam lagu berbahasa daerahnya juga memakai judul yang sama.Pada hal sebelumnya banyak lagu yang dipopulerkan oleh Jusup sitepu seperti lagu,Sada-sada,Jogyakarta,Nangka Nguda,Ranan Erduri,Melawensa,Sura-Surandu Sura-Surangku,Bagi Ebun Erpagi-pagi,Erlajang,Muas Teruh Sampuren,Surat Undangen,Ula Gelangken,Haranggaol,Jandandu,Preman,Dareh Tinggi dan masih banyak lagi lagu lainnya.
Namun pada Tanggal 24 November 1997,sang Legen itu menghadap yang maha kuasa diusia 49 Tahun akibat serangan penyakit stroke yang dialaminya dan dimakamkan di daerah Diski Binje.Tetapi mengingat kecintaan serta simpati warga dan beberapa seniman Karo yang berinisiatif untuk memindahkan tulang belulang sang legen itu ke kampung halamannya di Desa Batukarang .Untuk itu juga dibuatkan suatu Monumen dan patung untuk mengenang perjuangan di seni musik Karo sang legen itu.
Namun apa daya,kita hidup didunia ini hanya sementara dan semuanya atas kehendak yang maha kuasa dan manusia itu meninggal dia meninggalkan nama dan tiada yang abadi selamanya Semoga Jusup Sitepu tenang dialam sana bersama istri keduanya,Eliana Beru Ginting dan begitu juga Angelia Cristine Beru Sitepu anak mereka yang terlebih dahulu mendahului kita. .
Di akhir kata ,walau pun sang legen itu telah tiada ,tetapi masih banyak komentar positif dan pujian dari pecinta musik Karo terhadap Almarhum Jusup Sitepu (Ton/ok)